Ya
sayang, kamu adalah tempatku kembali. seperti senja yang mengundang para musafir lata kembali ke rumah.
Ya, kamulah rumahku. rumah seribu kisah dan sejarah. Kalau, anak cucu kita akan membacanya pada tiap dinding, pintu, jendela lantai dan ruang di rumah ini. Dengan kesyahduan terdalam, mereka akan membaca tentang kita yang memintal mimpi di bukit-bukit sunyi.
Ya, bukit-bukit sunyi tempat kita merentangkan segala resah dalam doa-doa kudus di tengah malam.
Kau pernah berkata; "hujan yang turun ini adalah doa-doa kita, sebab kita perlu berteduh, perlu diam, perlu berpikir, dan tentu saja kita butuh saat-saat sendiri dalam hening."
Seperti sore ini, kau membukakan pintu untukku, lalu sambil tersenyum, kau mengajakku untuk mendaki bukit-bukit sunyi, tempat doa-doa kita berkumpul, seperti membuat orkestra persembahan untuk dewa.
Sayang, aku kembali padamu, dan kini waktunya kita kembali pada Tuhan. tempat kembali segala keadaan. karena memang aku dan kamu butuh tempat peraduan.
Komentar
Posting Komentar