Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Kebahagiaan dan Kesedihan di Sembilan Ramadhan

Setiap masuk hari ke-sembilan Ramadhan, memori saya selalu mengarah ke tahun 2002. Hari kesedihan sekaligus bersejarah. Terutama untuk saya.  Hari itu, sore setelah asar, di saat orang-orang tengah sibuk menyiapkan hidangan untuk membatalkan puasa dan yang lain tengah ngabuburit, H. Supandi Kurniawan, ayah saya malah memilih naik pohon mangga di depan rumah. mungkin ia ingin berbuka puasa dengan buah mangga mentah. Ya, karena tak sedikit yang bilang, di pohon yang dipanjatnya belum ada mangga yang masak alias masih kecil-kecil. Dan ternyata, ia bukan memetik mangga tapi menghampiri malaikat Izrail.  Pohon mangga yang tingginya tak lebih dari lima meter itu ternyata jalannya kembali ke Sang Pencipta. Supandi jatuh dari pohon mangga dan kepalanya mendarat tepat di batu kali yang cukup besar. Tentu saja batok kepalanya tak mampu memecahkan batu kali tersebut. Walhasil kepalanya retak. Darah mengalir dari lubang hidung, mulut, dan telinganya. Bang Bidin, tetangga yang bisa dibilan...

Khawatir, Perlu. Tapi Jangan Terlalu (Catatan Perjalanan Depok-Lombok bag-3)

Petugas tiket kapal Feri meminta saya untuk berada di pelabuhan perak, tepatnya di Zamrud Utara terminal Roro, jam setengah lima sore. Tlsaya kira jam lima kapal akan berangkat. Ternyata, di pelabuhan saat hendak berangkat ini, kita mesti tebalkan kesabaran.  Kapal DLN Batu Layar yang akan saya tumpangi menyeberang ke Lombok, ke Pelabuhan Lembar, baru bergerak meninggalkan pelabuhan Perak Surabaya, jam 11 malam. Ya, lima jam lebih waktu yang dibutuhkan untuk menunggu keberangkatan. Bersyukurnya. Pemandangan laut; angin laut, ombak, kapal-kapal, perahu nelayan, dan lain-lain, yang jarang saya lihat benar-benar memanjakan mata ini.  DLN Batu Layar yang saya tumpangi ini pun, bisa dibilang nyaman. Pelayanannya ramah. Perahu atau kapal laut ini terdiri dari 4-5 tingkat. Tingkat pertama untuk parkir kendaraan super besar seperti Fuso dan tronton yang punya ban lebih dari 6. Di lantai kedua digunakan untuk kendaraan yang rodanya di bawah 6 seperti truk dan mobil SUV. Untuk sepeda mo...

Kesempatan dan Kesehatan di Tengah Pandemi yang Mengubah Banyak Hal (catatan perjalanan ke Lombok -1)

Tak bisa berkelit, pandemi mengubah banyak hal. Terutama pada cara orang-orang melakukan sesuatu. Misalnya kumpul-kumpul, berbelanja, hingga melakukan perjalanan. Jika sebelum pandemi, ingin melakukan perjalanan mungkin hanya mempersiapkan bekal makanan, dana transportasi, pakaian ganti, dan fisik yang sehat, kali ini, mesti ditambah dengan surat keterangan negatif covid alias tidak sedang mengidap Corona. Bagi rumah sakit, klinik, atau instansi kesehatan ini bisa jadi peluang tambahan fasilitas pelayanan kesehatan. Bagi yang lain, ini jadi tambahan pertimbangan pengeluaran untuk melakukan perjalanan. Apalagi jika keluar kota atau keluar pulau. Setidaknya pandemi ini ingin mengatakan; "hei kesehatan itu mahal dan berharga, loh!" Karenanya saya sangat mengamini hadits nabi yang bilang bahwa orang-orang sering abai, bahkan acuh dengan dua hal; kesehatan dan kesempatan. Kata Raja Dangdut, apapun akan terasa kalau sudah tiada. Pun dengan sehat. Akan sangat terasa ketika sakit. Na...

Baju Yang Pas dan Nyaman

Gambar
  Seorang teman datang pagi ini dengan muka sedikit kusut. Wajahnya seperti seseorang yang tengah menahan amarah dan kecewa. Setelah duduk di bangku bambu di depan saya, ia membanting bungkusan ke atas meja. "Kecewa gue," ucapnya.  Saya ambil bungkusan itu. Ternyata isinya adalah gamis untuk perempuan. "Gue beliin buat ibu cewek gue, e ternyata ukurannya ukuran buat anak ABG. Ya, kagak muat lah buat nyokap cewek gue yang ukurannya jumbo," ucapnya masih dengan nada kecewa dan marah.  "Warna dan model sih, sesuai n sama Ama yang dipajang di marketplace. Tapi ukurannya itu loh. Udah gitu, gak bisa dibalikin. Kalau kegedean sih, masih bisa dikecilin, lah ini, kekecilan, gimana cara ngegedeinnya," lanjutnya masih berkeluh kesah lalu mengajak saya mencari solusi. "Harga si murah, tapi kalau gak bisa kepake, buat apa!" Lanjutnya masih dengan nada kecewa.  Apa yang menimpa teman saya ini, sepertinya banyak dialami orang lain. Zaman digital dimana akses i...