Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Sebulan Main Instagram (catatan bag-3)

Setelah menentukan Market, yang saya lakukan adalah riset seberapa besar jumlah target market saya. Gimana riset dan nyarinya.  Tentu saja banyak cara. Terlebih dunia digital dan internet saat ini sangat memudahkan. Begitu banyak website, platform, media sosial dan wadah lain yang bisa menunjukkan tentang seberapa besar jumlah Target Market yang saya bidik.  Setelah mendapat data, apa yang saya lakukan? Tentu saja gak langsung posting. Saya tetap lanjutkan riset. Kali ini terkait dengan hal apa aja yang sering dibahas, dan yang terpenting lagi, permasalahan apa yang sering dihadapi oleh target market.  Cara cari tahunya gimana? Tentu aja lewat riset di tempat-tempat yang saya sebutkan tadi. Di sana ada interaksi yang dilakukan oleh target market. Semuanya saya data. Data-data tersebutlah yang Aya jadikan bahan untuk konten di Instagram.  Lagi-lagi, titik fokusnya adalah akun Instagram itu untuk mereka, para target market yang saya bidik. Jadi, kalau mau jualan, media...

Sebulan Main Instagram (bag-2)

Gambar
Media Sosial seperti FB, IG, TikTok, YouTube, dan lain-lain, sudah dimaklumi jadi salah satu tempat yang menjanjikan untuk jualan. Selain murah, jualan online jangkauannya lebih luas dan jauh dibanding jualan offline. Sayangnya, kebanyakan orang malah menganggap bahwa jualan online itu seperti jualan offline: buka akun atau toko terus pajang produk (upload foto produk) lalu nunggu pembeli datang. Walhasil, sepi pengunjung.  Nah, mindset ini perlu diubah. Pertama, apapun bentuknya, apapun produknya, dimanapun tempatnya, yang namanya jualan itu mesti pake sudut pandang pembeli (market). Dan pembeli pertama adalah penjualnya sendiri. Misalnya, Men-temen jualan dimsum. Nah, ketika Men-temen mau jualan online, apapun media dan platformnya, terus upload sesuatu, pastikan Men-temen jadi orang lain yang melihat upload-an tersebut.  Lagi-lagi pastikan bukan sudut pandang kita sebagai penjual, tapi sudut pandang orang lain yang melihat upload-an tersebut. Kira-kira apa yang ada di benak...

Sebulan main Instagram (catatan bag-1)

Instagram. Ya, media sosial inilah yang pertama saya pilih setelah memutuskan ingin belajar dan memperdalam digital marketing. Karena digital marketing itu banyak banget rupa dan bentuknya. Kenapa Instagram? Karena jumlah penggunanya seperti yang dipublikasikan di alat periklanan Meta menunjukkan bahwa Instagram memiliki  99,15 juta  pengguna di Indonesia pada awal 2022. Kalau dikaitkan dengan bisnis dan usaha, jumlah ini begitu menggiurkan alias berpotensi besar.  Kenapa gak TikTok? Walau belakangan, TikTok sempat menjadi salah satu tempat teratas untuk penjualan. Saya terlanjur sudah memutuskan ingin memperdalam dan belajar Instagram.  Kenapa gak Facebook? Alasannya, hampir serupa dengan kenapa gak TikTok; karena saya sudah memilih ingin belajar dan memperdalam Instagram.  Sempat terpikir, telat gak sih belajar sekarang? Kalau soal ini, saya ingin ngutip David Bach dalam bukunya Start Late, Finish Rich, yang isinya kira-kira: "gak peduli, berapapun usiamu saat...