Cabe-Cabean (Resistensi Perempuan Terhadap Konstruksi Sosial dan Patriaki)
Adakah dari anda –perempuan- yang mau dipanggil serta dijuluki cabe-cabean, jablai, lonte atau pelacur? Kenapa hanya para perempuan yang mendapat panggilan seperti itu, lantas kenapa laki-laki yang menggunakan “jasa” para perempuan tidak serta merta mendapat julukan yang sama? Ketika remaja putri tidak mau dipanggil cabe-cabean, karena menganggap mereka bukan ‘cewe bayaran’ yang suka “mangkal” dan menjajakan diri di pinggir-pinggir jalan atau bahkan lokalisasi prostitusi, maka usaha untuk mencapai kebebasan sebagai manusia perempuan pun sedang terjadi. Begitu pula ketika mereka memiliki hak untuk memilih, dan menetukan mau atau tidaknya mereka jalan atau kencan dengan seseorang (laki-laki) maka kesetaraan pun sedang terjadi. Tawar menawar dengan laki-laki yang ia kehendaki pun sebuah pengejawantahan keadilan antara perempuan dan laki-laki. Pada awalnya, cabe-cabean adalah julukan yang diberikan sekumpulan laki-laki untuk perempuan yang bisa dijadikan taruhan sekaligus hadiah...