Postingan

Setelah menentukan Market, yang saya lakukan adalah riset seberapa besar jumlah target market saya. Gimana riset dan nyarinya.  Tentu saja banyak cara. Terlebih dunia digital dan internet saat ini sangat memudahkan. Begitu banyak website, platform, media sosial dan wadah lain yang bisa menunjukkan tentang seberapa besar jumlah Target Market yang saya bidik.  Setelah mendapat data, apa yang saya lakukan? Tentu saja gak langsung posting. Saya tetap lanjutkan riset. Kali ini terkait dengan hal apa aja yang sering dibahas, dan yang terpenting lagi, permasalahan apa yang sering dihadapi oleh target market.  Cara cari tahunya gimana? Tentu aja lewat riset di tempat-tempat yang saya sebutkan tadi. Di sana ada interaksi yang dilakukan oleh target market. Semuanya saya data. Data-data tersebutlah yang Aya jadikan bahan untuk konten di Instagram.  Lagi-lagi, titik fokusnya adalah akun Instagram itu untuk mereka, para target market yang saya bidik. Jadi, kalau mau jualan, media...

Sebulan Main Instagram (bag-2)

Gambar
Media Sosial seperti FB, IG, TikTok, YouTube, dan lain-lain, sudah dimaklumi jadi salah satu tempat yang menjanjikan untuk jualan. Selain murah, jualan online jangkauannya lebih luas dan jauh dibanding jualan offline. Sayangnya, kebanyakan orang malah menganggap bahwa jualan online itu seperti jualan offline: buka akun atau toko terus pajang produk (upload foto produk) lalu nunggu pembeli datang. Walhasil, sepi pengunjung.  Nah, mindset ini perlu diubah. Pertama, apapun bentuknya, apapun produknya, dimanapun tempatnya, yang namanya jualan itu mesti pake sudut pandang pembeli (market). Dan pembeli pertama adalah penjualnya sendiri. Misalnya, Men-temen jualan dimsum. Nah, ketika Men-temen mau jualan online, apapun media dan platformnya, terus upload sesuatu, pastikan Men-temen jadi orang lain yang melihat upload-an tersebut.  Lagi-lagi pastikan bukan sudut pandang kita sebagai penjual, tapi sudut pandang orang lain yang melihat upload-an tersebut. Kira-kira apa yang ada di benak...

Sebulan main Instagram (catatan bag-1)

Instagram. Ya, media sosial inilah yang pertama saya pilih setelah memutuskan ingin belajar dan memperdalam digital marketing. Karena digital marketing itu banyak banget rupa dan bentuknya. Kenapa Instagram? Karena jumlah penggunanya seperti yang dipublikasikan di alat periklanan Meta menunjukkan bahwa Instagram memiliki  99,15 juta  pengguna di Indonesia pada awal 2022. Kalau dikaitkan dengan bisnis dan usaha, jumlah ini begitu menggiurkan alias berpotensi besar.  Kenapa gak TikTok? Walau belakangan, TikTok sempat menjadi salah satu tempat teratas untuk penjualan. Saya terlanjur sudah memutuskan ingin memperdalam dan belajar Instagram.  Kenapa gak Facebook? Alasannya, hampir serupa dengan kenapa gak TikTok; karena saya sudah memilih ingin belajar dan memperdalam Instagram.  Sempat terpikir, telat gak sih belajar sekarang? Kalau soal ini, saya ingin ngutip David Bach dalam bukunya Start Late, Finish Rich, yang isinya kira-kira: "gak peduli, berapapun usiamu saat...

Melihat Masalah Seperti Ruang Ujian. (Keajaiban Masalah)

Guru saya cerita tentang masalah lebih ke dalam lagi. Beliau bilang, masalah itu akar katanya سَأَلَ - يَسْأَلُ yang artinya bertanya, menanyakan, meminta, mengajukan permintaan, dan memohon. Mashdarnya atau bentuk aslinya suaalun, sedehananya artinya bisa pertanyaan, persoalan, permintaan, bahkan permohonan. "Kembali ke kamu, mau melihat masalah sebagai apa? Apakah sebagai permintaan, persoalan, pertanyaan, atau permohonan?" Terang beliau yang kemudian menjelaskan hal-hal dasar terkait masalah. Kalau masalah saya lihat sebagai bentuk pertanyaan atau persoalan, maka setidaknya pertanyaan ada tiga. Pertama, pertanyaan yang diajukan (seseorang) kepada kita karena ketidaktahuan dan ingin mencari tahu jawabnya. Kedua, pertanyaan yang diajukan (seseorang) kepada kita karena untuk menguji dan ingin tahu seberapa jauh pengetahuan kita. Ketiga, pertanyaan yang diajukan tapi tidak untuk dijawab dan tidak perlu jawaban karena sekadar konfirmasi saja. Kalau masalah saya anggap sebagai p...

Menyelesaikan Masalah dengan Melihat Sumbernya (Keajaiban Masalah)

"Nah, sekarang kamu lihat ke masalahmu. Lihat apa penyebabnya," pinta guru saya. Karena sebelumnya saya sudah disuruh untuk menuliskan semuanya dan beliau juga pernah menyuruh hal yang sama, maka saya langsung bilang bahwa semua itu karena perbuatan orang lain. Karena si A, si B, si C, D, G, H, I, dan seterusnya. "tapi ada juga yang karena kesalahan saya," terang saya.  Lagi-lagi beliau hanya senyum. Kemudian meminta saya untuk melihat kembali penyebab yang sebenarnya kenapa semua itu terjadi. Karena beliau nyuruh, saya pun melakukannya lagi. Saya lihat lagi semua yang saya anggap masalah. Saya telusuri satu persatu, kali ini tidak terburu-buru. Misalnya hutang saya yang sekian puluh juta. Ini karena saya tertipu oleh orang lain. Kemudian, hutang yang lain, pun karena awalnya saya niat bantu orang lain, tapi ternyata saya salah. Dan masalah-masalah keuangan yang lain, pun itu tidak murni kesalahan saya, ada campur tangan orang lain di sana. Kemudian yang saya lihat ...

Rahmat dan Hidayah Allah, dan Nikmat Sehat. (Keajaiban Masalah)

Senin, jam 3 pagi, keadaan saya masih biasa, normal, dan sehat-sehat saja. Saya masih bisa baca, dan tulis apapun yang mau saya tulis. Hingga datang waktu subuh. Badan saya menggigil, sangat menggigil ketika wudhu. Hingga dengan amat terpaksa saya sholat dengan duduk. Usai sholat, gigil makin jadi. Ditambah, kepala keliyengan tak terkira. Saya mayakini ini gejala tipes. Seperti yang pernah saya alami. Dan benarlah, sejak senin pagi itu, badan, fisik, dan diri ini sudah tak mampu melakukan apapun selain rebahan, tidur, dan menahan segala sakit yang ada di badan. Hingga sore, panas dingin tak kunjung reda. Badan terasa kaku. Perut mual. Kepala keliyengan. Saya putuskan untuk ke dokter. Dan benar saja, diagnosa dokter saya mengalami gejala tipes. Saya mesti istirahat total minimal tiga hari. Benar-benar istirahat total. Dan sepertinya di salah satu obat yang dikasih terkadung obat tidur. Pasalnya setiap minum obat, setelah itu, bawaan saya begitu ngantuk.  Tiga hari fisik dan badan sa...

Menghadapi Masalah dengan Ilmu. (Keajaiban Masalah).

Guru saya bertanya: "menurutmu, apa yang harus dilakukan orang pertama kali ketika ingin mengubah hidupnya setelah mendasari hidupnya dengan iman?" Saya kemudian teringat broadcast di WA tentang sholat. Ya, isi broadcast itu bicara tentang siapapun yang ingin mengubah hidupnya, ingin memperbaiki hidupnya, maka yang mesti dilakukan pertama kali adalah memperbaiki sholatnya. Hal ini pun saya ungkapkan ke Guru sebagai jawaban dari pertanyaannya.  Guru saya lagi-lagi hanya senyum. Beliau tidak menimpali jawaban saya dengan bilang tepat atau tidak. Beliau malah menimpali dengan cerita tentang kapan seorang muslim atau muslimah dikenai dan terikat hukum syariat agama. Ya, saat seseorang mulai, sampai, dan tiba di usia "akil baligh". Biasanya itu ditandai dengan keluarnya sperma bagi laki-laki dan haid bagi perempuan. Siapapun yang belum punya tanda itu, bisa dibilang belum Akil baligh. Dan bisa dibilang tidak terikat dengan "catatan" dosa walau melakukan kesalah...