Rahmat dan Hidayah Allah, dan Nikmat Sehat. (Keajaiban Masalah)
Senin, jam 3 pagi, keadaan saya masih biasa, normal, dan sehat-sehat saja. Saya masih bisa baca, dan tulis apapun yang mau saya tulis. Hingga datang waktu subuh. Badan saya menggigil, sangat menggigil ketika wudhu. Hingga dengan amat terpaksa saya sholat dengan duduk.
Usai sholat, gigil makin jadi. Ditambah, kepala keliyengan tak terkira. Saya mayakini ini gejala tipes. Seperti yang pernah saya alami. Dan benarlah, sejak senin pagi itu, badan, fisik, dan diri ini sudah tak mampu melakukan apapun selain rebahan, tidur, dan menahan segala sakit yang ada di badan.
Hingga sore, panas dingin tak kunjung reda. Badan terasa kaku. Perut mual. Kepala keliyengan. Saya putuskan untuk ke dokter. Dan benar saja, diagnosa dokter saya mengalami gejala tipes. Saya mesti istirahat total minimal tiga hari. Benar-benar istirahat total. Dan sepertinya di salah satu obat yang dikasih terkadung obat tidur. Pasalnya setiap minum obat, setelah itu, bawaan saya begitu ngantuk.
Tiga hari fisik dan badan saya merasakan sakit, tapi batin dan jiwa saya seakan-akan diberi pelajaran berharga oleh Yang Maha Gaib.
Pertama, betapa berharganya sehat. Ya, seringkali saya tidak merasakan betapa nikmatnya sehat. Betapa berharganya sehat. Dan itu terasa ketika saya sakit.
Meski begitu, Allah memang Maha Rahmat dan Maha Penyayang kepada semua makhluknya, terutama manusia. Sebab, ada hadits yang bilang, ketika seseorang sakit, Allah akan angkat di antaranya; kenikmatan lidahnya, kekuatan fisiknya, dan dosa-dosanya. Lalu ketika sembuh, Allah akan kembalikan semua itu kecuali dosa-dosanya. Bahkan, beruntungnya orang-orang yang sakit, adalah dia besar kemungkinan dia akan terhindar dari perbuatan dosa.
Saya pun jadi teringat tentang nasihat Guru tentang apa yang mesti dilakukan ketika ingin mengubah atau memperbaiki hidup, yaitu dengan belajar. Tapi, setelah mengalami sakit yang tiba-tiba ini, saya pun jadi berpikir, kalau ingin mengubah hidup, sebelum belajar, yang terpenting dan yang lebih penting adalah sehat.
Dan jauh lebih penting dari itu adalah kesadaran bahwa semuanya yang terjadi, semua yang tersaji, dan semua yang bisa saya lakukan; semuanya atas kehendak dan Kemauan Allah. Semua atas Rahmat dan hidayah Allah.
Dan saya makin menyadari betapa lemah diri ini. Dan sungguh, "laa Haula wa quwwata Illa Billah".
Jadi, ketika ingin mengubah hidup atau memperbaiki diri, yang mesti saya lakukan adalah: meyakini bahwa segala sesuatu yang bisa saya lakukan, apapun itu, itu semua, hakikatnya karena kehendak, Rahmat dan Hidayah dari Allah. Bukan karena kekuatan atau kemampuan saya sendiri.
Setelah meyakini hal tersebut, saya mesti menyukuri betapa berharga nikmat sehat. Saya mesti menjaga fisik dan badan saya yang sangat terbatas agar saya bisa belajar dan mencari ilmu yang bisa mengarahkan saya pada perubahan hidup dan diri saya. Termasuk saat menghadapi masalah. Yang mesti saya lakukan adalah terus meminta Rahmat dan Hidayah Allah, lalu menjaga kesehatan diri, lahir batin. Sehat agar bisa belajar, mencari ilmu yang berkaitan dengan persoalan yang tengah dihadapi.
Allahu a'lam bisshowab
Sawangan Baru, 16022022
Komentar
Posting Komentar