Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Hari Ibu

Tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu. Mengutip buku Merayakan Ibu Bangsa, karya I Gusti Agung Ayu Ratih, Martin Suryajaya, Melani Budianta, dan Siti Maemunah, hari ibu ini bisa dibilang kulminasi dari hal yang dilawan dalam pergerakan perempuan di Indonesia sejak akhir abad ke-19, yaitu tatanan patriarki dalam masyarakat tradisional Indonesia. Tatanan patriarki adalah cara pandang yang menempatkan laki-laki sebagai pusat kehidupan sosial.   Saat ini banyak bermunculan gerakan-gerakan, organisasi aktivis, hingga media khusus perempuan. Semuanya tak terlepas dari Kongres Perempuan pertama pada 1928. Kongres ini diselenggarakan di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta dan dihadiri oleh kurang lebih 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Kongres ini didasari dari semangat Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sebelumnya. Kongres pertama ini berfokus pada permasalahan pendidikan dan perkawinan hingga menghasilkan tiga tuntutan pada pemerintah kolonial. Selain itu,...

blog yang lain

Semalam, jam dua tepat, Kulub datang. Ia langsung bilang agar saya mwmbuat blog khusus untuk cerita soal usaha dan bisnis di dunia fashion. Alasannya biar lebih fokus saja. Tidak campur aduk.  Saya pun pura-pura mikir: "lalu bagaimana cerita-cerita saya tentang dunia usaha di blog yang satu ini?"  Sepertinya Kulub paham soal ini. Ia pun segera bilang agar tulisan-tulisan itu dibiarkan saja. Sama seperti curhatan-curhatan lain yang saya biarkan menjadi draft dan tak pernah diluncurkan dan diterbitkan di blog ini.  Walhasil, di depan Kulub, tadi oagi menjelang subuh, saya langsung buat blog khusus yang saya beri nama Alternative Income (Alinco). Blog yang akan fokus bicara soal usaha dan bisnis fashion. Jual beli pakaian. Mulai produksi hingga distribusi, dan seterusnya.  Semua cerita dan tulisan ini bagian dari menjaga kewarasan. Agar terus diingatkan bahwa masih ada hal yang perlu diwujudkan dan diperjuangkan. Masih ada mimpi dan cita-cita yang perlu diwujudkan. Alam...

Cara Keluar dari Kesulitan dan Kesusahan

Semalaman ngobrol dengan Kulub. Ada kalimat yang benar-benar "nonjok" kepala dan hati saya. Kira-kira seperti ini bunyinya: "kunci segala hal hanya satu, yaitu ilmu. Yang membuat seseorang sulit atau mudah melakukan sesuatu hanyalah ilmunya. Jika ada dan tahu ilmunya, pasti akan mudah. Sebaliknya, jika tidak tahu ilmunya, ya akan sulit. Dan bagaimana bisa punya dan dapat ilmu? Ya belajar! Itu saja. Belajar! Terus belajar." Saya sempat terdiam beberapa saat usai Kulub mengucapkan kata-kata tersebut. Saya seperti meraba dan melihat diri sendiri. "Kalau selama ini saya sulit melakukan sesuatu dan susah mendapatkan sesuatu, atau malah sulit keluar dari kesusahan dan kesulitan itu sendiri, itu bisa dipastikan karena saya tidak punya ilmunya. Karena saya belum tau ilmunya." Kulub menegaskan berkali-kali; apapun jenis kesulitan dan kesusahannya, bisa dipastikan ada ilmu untuk menghadapinya. Tak ada yang sulit kalau sudah punya dan tahu ilmunya. Kiayi Idris Djauha...

Pedagang Aman dan Tak Aman.

Saya pernah baca kalimat yang isinya kira-kira seperti ini: "sembilan dari sepuluh pintu rejeki adalah lewat berdagang." Sebagian orang bilang itu bersumber dari sebuah hadits. Walau ada yang mengatakan bahwa itu hadits lemah, tapi saya kok mengamininya. kenapa? Seperti cerita saya kemarin, pada hakekatnya semua yang dilakukan seseorang dalam terutama urusan dunia (mencari nafkah, memenuhi kebutuhan, dll) adalah berdagang. Bentuk dagangannya ada yang berupa non-fisik alias tak berwujud (seperti jasa, skill, tenaga, dll), ada pula yang berwujud (seperti pakaian, kain, kendaraan, dll). Semua pekerjaan dan profesi jika didagangkan dengan sebaik-baiknya, seperti akan menjadi pintu rejeki.  Para buruh, karyawan, dan pekerja kantoran, pada hakekatnya mereka adalah pedagang. Mereka menawarkan jasa, tenaga, pikiran waktu, skill, dan kemampuan mereka yang lain kepada pemilik perusahaan. Ketika pemilik perusahaan menerima, maka pemilik perusahaan pada hakekatnya adalah pembeli.  Pedaga...

Alinco (cerita singkat pemasaran bag-2)

Bekerja dan berprofesi apapun, hakekatnya kita semua adalah pedagang dan penjual. Hanya beda bentuk saja. Ada yang menawarkan kemampuan kakinya, keterampilan tangannya, kelihaian bicaranya, kecerlangan otaknya, hingga keindahan wajah dan bentuk tubuhnya. Semuanya bersumber dari diri sendiri. Dan itu modal utama. Sekali lagi: modal utama.  Tentu saja modal utama itu mesti diiringi dengan keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri. Jika tidak, sehebat apapun kemampuan seseorang, akan seperti pisau karatan dan tumpul. Semuanya mesti terus dilatih.  Keyakinan ditambah kepercayaan diri  kemudian diiringi proses belajar dan berlatih yang tak henti, sepertinya akan menghasilkan "produk" yang tak biasa. Mereka yang terus melatih kemampuan kakiknya dalam bermain sepak bola, akan memberikan produk permainan yang asik dan ciamik. Mereka yang melatih kemampuan tangannya dalam menggambar, suatu saat akan memberikan produk lukisan yang menawan. Mereka yang terus melatih kemampuan voka...

Alinco (cerita singkat pemasaran bag-1)

Oktober tiga belas tahun lalu, saat mampir di tempat teman yang usaha di jual-beli ikan mas, saya bertemu dengan laki-laki asli Makasar yang sudah dua puluh tahun lebih tinggal di Parung. Ia seorang pedagang beras, ikan mas, dan kelapa tua di pasar Parung. Pertemuan dengannya tidak pernah terencana. Tuhan yang mempertemukan. Saat ia tengah membeli ikan mas di teman saya, kami basa basi. Tak diduga, justeru dari obrolan itu, saya malah mendapat peluang usaha di jual beli kelapa tua.  Ya, saat itu, sudah tiga hari Agus tidak mendapat kelapa tua dari bandar yang biasa suplai untuknya. "Kalau lu ada kelapa tua, ukuran AB, harga 1500 perak, nyampe tempat gua, gue bayar cash," terang Agus penuh harap.  Saat itu juga saya pun iseng langsung telepon saudara di Banten. Tanya apakah ada stok kelapa tua. Tak diduga, stok ada. Saudara saya langsung mengiyakan dan bilang siap kirim malam itu juga satu mobil bak. Sekitar 1500 butir. Hal yang paling tidak saya duga, saudara saya bilang, per...

Alinco (bagian produksi)

Alinco singkatan dari Alternative income. Ini semacam program untuk Anda yang ingin mengembangkan kemampuan diri yang ujungnya alias "outputnya" bisa mendapat uang lewat wirausaha dan jual beli.  Dalam jual beli, banyak aspek yang saling mempengaruhi. Semuanya penting dan perlu. Tapi, setidaknya ada dua hal dasar yang perlu dipahami, yaitu produksi dan pemasaran.  Saat ini, Alinco baru berkegiatan di bidang pakaian. Ke depan tidak menutup kemungkinan akan merambah ke hal yang lain.  Selain fokus produksi, dua bulan belakangan, Alinco mengadakan kegiatan belajar menjahit gratis untuk ibu-ibu. Lokasinya di Panggulan Kelurahan Pengasinan kecamatan Sawangan. Kenapa ibu-ibu? Karena kami sangat meyakini "the power of Emak-emak" yang luar biasa. Mereka bisa mengerjakan dua-tiga hal dalam satu waktu. Ketika masak, mereka bisa sambil ngerendem cucian, mandiin anak, dan lain-lain.  Satu hal yang pasti, tak sedikit ibu-ibu yang mengetahui dengan pasti keadaan keuangan keluarga...

Cerita Tentang Tapi

Hal paling menyenangkan adalah bertemu banyak orang. Mendengar kisah mereka yang unik dan menarik. Di antaranya adalah tentang orientasi hidup dan bagaimana menyikapinya.  Ada orang yang dulu penuh keyakinan bahwa cita-citanya bisa tercapai, tapi kemudian berubah dengan mengatakan bahwa hidup mesti dijalani apa adanya saja. Ada pula yang dulunya sangat optimis bahwa kehidupannya akan menjadi lebih baik, tapi kemudian berubah menjadi orang paling pesimis.  Perubahan itu terjadi karena kenyataan hidup yang mereka alami masing-masing. Terlebih mereka yang sudah berusaha berkali-kali tapi hasilnya nihil. Kehidupan mereka tak berubah. Gitu-gitu aja. Bahkan, pernah ada yang bilang ke saya: "Kata-kata motivasi seperti nasi basi. Yang gue perlu adalah solusi."  Ketika saya tanya solusi untuk apa, satu hal yang saya simpulkan dari jawaban kebanyakan mereka adalah soal kehidupan di dunia; Bisa menafkahi keluarga, bisa hidup senang dengan banyak uang, dan bisa memenuhi semua keingin...

Takut Jualan?

Metode pertama agar orang lain bisa dapat uang dari pakaian yang saya produksi adalah menawari orang-orang jualan tanpa perlu beli. Saya suplai pakaian, mereka jual. Bayar setelah laku.  Tentu saja yang saya tawari pertama kali adalah orang-orang yang sudah saya kenal. Teman-teman dan saudara. Awalnya saya kira semuanya akan mau jualan tanpa perlu keluar uang, alias tanpa modal di depan. Tapi, ternyata tidak semua orang mau. Banyak dari mereka yang menolak. Ya mereka menolak dapat barang gratis.  Saya pun penasaran, kok bisa? Perlahan saya pun ajak ngobrol. Dari obrolan itu, sedikit terkuak alasan mereka yang menolak barang dagangan gratis.  Pertama, mereka merasa ribet. Ribetnya, karena sudah merasa punya banyak pekerjaan. Dan tak ada tempat untuk menyimpan pakaian dagangan. Saya pun tak berhenti, coba menawarkan alternatif lain.  Saya coba tawarkan mereka tak perlu stok produk. Saya cukup kirim foto, dan mereka pasarkan foto pakaian tersebut lewat online. Kalau ada...

Pasti Ada Cara Mendapat Barang Dagangan.

Ketika mendapat peluang usaha di dunia pakaian, pikiran saya langsung bilang: bagaimana agar orang lain bisa mendapat uang dari usaha ini.  Ya, saat ini, saya tidak lagi fokus bagaimana saya mendapat uang untuk diri sendiri. Tapi bagaimana orang lain pun mendapat hal yang sama. Beberapa kali saya melakukan uji coba, trial and error untuk hal ini.  Uji coba pertama, saya menawari beberapa teman untuk menjual pakaian tanpa perlu keluar uang untuk beli ke saya. Hasilnya, dari sekian banyak teman, hanya ada beberapa yang bertahan hingga saat ini.  Banyak hal yang menyebabkan mereka tidak bertahan. Di antaranya; pertama, mereka tidak fokus untuk jualan. Kedua, mereka punya pekerjaan lain. Ketiga, karena merasa tidak mengeluarkan uang, akhirnya ya seenaknya saja. Saat mau jualan, mereka jualan. Saat tidak mau, ya dibiarkan saja. Keempat, capek dan tidak puas, karena hasil yang mereka dapatkan selalu sedikit. Dan masih banyak penyebab lain Sementara mereka yang bertahan adalah m...

Usaha Bersama

Di antara orang-orang yang saya kagumi adalah mereka yang tak menyerah untuk melakukan hal apapun. Terlebih jika yang melakukannya adalah para perempuan.  Kekaguman saya akan semakin bertumpuk-tumpuk jika yang tak menyerah adalah para perempuan yang sudah berkeluarga yang ikut membantu suami soal urusan keuangan keluarga dan ekonomi.  Perempuan yang sibuk mengurus rumah dan anak, tapi tetap bisa mencari tambahan pemasukan keuangan. Perempuan yang tetap mau berusaha mengembangkan dirinya. Lebih-lebih jika perempuan tersebut adalah orang tua tunggal dengan beberapa anak tanpa suami.  Ketika mereka bekerja, berupaya sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya, kekaguman dalam diri saya akan semakin tak terhingga. Sungguh, saya salut dengan perjuangan mereka.  Saya tak jarang menemui para perempuan tangguh ini di berbagai tempat. Mulai bekerja di gedung kantoran, pabrik, perusahaan, pertokoan, hingga di jalanan dan perkampungan. Dari sedikit obrolan, hampir semua...