Cara Keluar dari Kesulitan dan Kesusahan


Semalaman ngobrol dengan Kulub. Ada kalimat yang benar-benar "nonjok" kepala dan hati saya. Kira-kira seperti ini bunyinya: "kunci segala hal hanya satu, yaitu ilmu. Yang membuat seseorang sulit atau mudah melakukan sesuatu hanyalah ilmunya. Jika ada dan tahu ilmunya, pasti akan mudah. Sebaliknya, jika tidak tahu ilmunya, ya akan sulit. Dan bagaimana bisa punya dan dapat ilmu? Ya belajar! Itu saja. Belajar! Terus belajar."

Saya sempat terdiam beberapa saat usai Kulub mengucapkan kata-kata tersebut. Saya seperti meraba dan melihat diri sendiri. "Kalau selama ini saya sulit melakukan sesuatu dan susah mendapatkan sesuatu, atau malah sulit keluar dari kesusahan dan kesulitan itu sendiri, itu bisa dipastikan karena saya tidak punya ilmunya. Karena saya belum tau ilmunya."

Kulub menegaskan berkali-kali; apapun jenis kesulitan dan kesusahannya, bisa dipastikan ada ilmu untuk menghadapinya. Tak ada yang sulit kalau sudah punya dan tahu ilmunya.

Kiayi Idris Djauhari, Allahu yarham, pun pernah ngasih nasihat: "Yang membuat diri kamu susah atau senang, sulit atau mudah, adalah dirimu sendiri." Ya, yang buat saya susah dan sulit adalah diri saya sendiri. Lalu dengan tegas saya tambahkan: adalah diri saya yang tak mau belajar, yang tak mau mencari tahu ilmunya lah yang membuat saya susah dan sulit dalam melakukan dan meraih sesuatu. 

Padahal sudah lama sekali saya dengar hadits nabi yang menjelaskan bahwa siapapun yang menginginkan (kehidupan) dunia atau akhirat adalah dengan ilmu. 

Jika saat ini saya, anda, atau siapapun punya kesulitan, maka yang dibutuhkan adalah belajar. Mencari tahu ilmunya agar keluar dari kesulitan tersebut. 

Jika saat ini, ada yang kesulitan ekonominya, gak punya uang untuk biaya hidup, sulit mendapatkan uang, maka yang diperlukan adalah mencari tahu ilmunya. Ilmu yang bisa memberi jalan keluar atas semua kesulitan tersebut.

Kulun mengingatkan tentang ilmu yang tak terhingga jenisnya. Suangat banyak. "Pelajari dan cari ilmu yang memang kamu butuhkan," ucapnya. "Kalau kamu sedang sulit mendapat uang, cari ilmunya agar mudah dapat uang." 

Lagi-lagi saya teringat nasihat Kiayi Idris Djauhari dalam kitabnya, Mabadi ilmu Tarbiyah: "At-Thoriqotu ahammu minal maaddah." Cara, metode, teknik itu lebih penting daripada materi. Berarti; cara mendapat uang lebih penting dari uang itu sendiri. 

Punya produk yang bisa dijual, itu penting. Tapi bagaimana cara (ilmu) bisa punya produk itu lebih penting. Jualan produk itu penting, tapi ilmu (bagaimana cara) jualan itu lebih penting. 

Lalu gimana caranya bisa dapat dan tahu ilmunya? Jawabannya: belajar, cari tau ilmunya, lalu praktikkan! Kalau Gagal? Belajar lagi, praktikkan lagi! Kalau Gagal lagi? Belajar lagi, pratikkan lagi. 

Tapi perlu diingat, Seperti kata Einstein: Kegilaan adalah melakukan hal yang sama terus menerus tapi mengharapkan hasil yang berbeda. Dan hanya orang gila yang mengharapkan suatu perubahan tapi tetap melakukan hal yang sama. 

Sawangan Baru, 14122021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan ++ tentang ++ ( melihat: Nazhoro, Ro-a, dan Bashoro)

Pemahaman "Lughotan" dan "Ishthilahan".

Membaca Sastra, Membaca Diri: mengenal Ilahi (bag-9)