Takut Jualan?
Metode pertama agar orang lain bisa dapat uang dari pakaian yang saya produksi adalah menawari orang-orang jualan tanpa perlu beli. Saya suplai pakaian, mereka jual. Bayar setelah laku.
Tentu saja yang saya tawari pertama kali adalah orang-orang yang sudah saya kenal. Teman-teman dan saudara.
Awalnya saya kira semuanya akan mau jualan tanpa perlu keluar uang, alias tanpa modal di depan. Tapi, ternyata tidak semua orang mau. Banyak dari mereka yang menolak. Ya mereka menolak dapat barang gratis.
Saya pun penasaran, kok bisa? Perlahan saya pun ajak ngobrol. Dari obrolan itu, sedikit terkuak alasan mereka yang menolak barang dagangan gratis.
Pertama, mereka merasa ribet. Ribetnya, karena sudah merasa punya banyak pekerjaan. Dan tak ada tempat untuk menyimpan pakaian dagangan. Saya pun tak berhenti, coba menawarkan alternatif lain.
Saya coba tawarkan mereka tak perlu stok produk. Saya cukup kirim foto, dan mereka pasarkan foto pakaian tersebut lewat online. Kalau ada yang minat, tinggal hubungi saya dan tim. Istilah saat ini: dropship.
Tapi, ternyata tak sedikit yang bilang: "nanti dulu." Bahkan sampai ada yang bilang, gak minat dan terang-terangan menolak.
Tak sedikitpun saya kecewa. Justeru saya makin penasaran. Kenapa mereka tidak mau jualan bahkan dikasih produk gratis.
Dari beberapa kali obrolan santai, saya pun menemukan sedikit jawaban. Pertama, mereka memang tidak mau berjualan. Lebih tepatnya belum mau jualan.
Bayangan ditolak, gak ada yang beli alias barang gak laku, gak ada bakat jualan, malu jualan, lebih memilih bekerja dan mendapat gaji bulanan yang pasti, sampai ada yang bilang: "kalau di sini, jualan pakaian itu sistemnya kredit alias dihutang dan tempo, biasanya sebulan bahkan lebih. Iya kalau pembayarannya bagus, kalau susah ditagihnya, malah bikin males. Ujung-ujungnya malah nombokin," menjadi kata-kata yang terucap.
Dari keterangan-keterangan tulus dan polos seperti itu, saya makin bersyukur. Saya mendapat gambaran tentang mental berjualan. Mental yang salah satunya dipengaruhi oleh pola pikir alias mind set.
Mind set pertama adalah soal jualan. Ini sepertinya ada kaitannya dengan orang-orang yang bilang: "mulailah usaha (dagang dan jualan) dari hal-hal yang Anda bisa. Hobi misalnya."
Kata-kata ini ada benarnya, sayangnya sedikit licin. Bisa membuat orang-orang terpeleset jatuh pada sempitnya pola pikir. Ya, kata-kata itu malah mempersempit kemampuan seseorang.
Sebab, banyak orang-orang yang tak bisa menjahit, tak bisa desain pakaian, tapi punya usaha konveksi bahkan garment. Banyak orang yang tak bisa membuat produk apapun tapi bisa menjual banyak produk; contohnya warung kelontong. Banyak produk orang yang mereka jual, bukan?
Untuk pola pikir lain yang "licin dan membuat jatuh" soal jualan, akan saya ceritakan di lain kesempatan. Sebab, akan begitu banyak jika saya urai satu persatu di sini.
Kembali ke mereka yang belum mau jualan produk tanpa modal uang tadi. Hal ini, malah mendorong saya untuk belajar lagi dan lagi.
Hal yang sangat perlu saya lakukan adalah menghilangkan kehawatiran-kehawatiran dan ketakutan-ketakutan yang ada di benak mereka. Dan sepertinya, banyak solusi untuk mengatasi ketakutan ini.
Sawangan Baru, 08122021
Komentar
Posting Komentar