Alinco (cerita singkat pemasaran bag-1)


Oktober tiga belas tahun lalu, saat mampir di tempat teman yang usaha di jual-beli ikan mas, saya bertemu dengan laki-laki asli Makasar yang sudah dua puluh tahun lebih tinggal di Parung. Ia seorang pedagang beras, ikan mas, dan kelapa tua di pasar Parung.

Pertemuan dengannya tidak pernah terencana. Tuhan yang mempertemukan. Saat ia tengah membeli ikan mas di teman saya, kami basa basi. Tak diduga, justeru dari obrolan itu, saya malah mendapat peluang usaha di jual beli kelapa tua. 

Ya, saat itu, sudah tiga hari Agus tidak mendapat kelapa tua dari bandar yang biasa suplai untuknya. "Kalau lu ada kelapa tua, ukuran AB, harga 1500 perak, nyampe tempat gua, gue bayar cash," terang Agus penuh harap. 

Saat itu juga saya pun iseng langsung telepon saudara di Banten. Tanya apakah ada stok kelapa tua. Tak diduga, stok ada. Saudara saya langsung mengiyakan dan bilang siap kirim malam itu juga satu mobil bak. Sekitar 1500 butir. Hal yang paling tidak saya duga, saudara saya bilang, perkiraan sampai Parung harga perbutir 1000 perak, sudah termasuk ongkos kirim. 

Malam tiba. Jam setengah dua saudara saya tiba di rumah dengan mobil bak penuh kelapa tua. Saya memintanya istirahat di rumah, biar saya yang kirim kelapanya ke si Agus. Jam 2 malam, Agus sudah menunggu di depan lapaknya. kelapa belum diturunkan dan belum dihitung, ia bilang: "permalem kirim ke gua satu mobil ya, gua bayar cash."

Sejak malam itu, mulailah saya usaha jual beli kelapa tua tanpa perlu keluar uang banyak untuk beli. Ya, saya memulai usaha kelapa tua hanya bermodal pulsa telepon. 

Dari situ, saya sedikit membantah tentang usaha yang melulu mesti ada modal uang. Jika ada peluang, hajar! Jika ada kesempatan, sikat!

"Hajar" dan "sikat" ini sangat perlu dalam memutuskan untuk mengambil peluang dan kesempatan saja. Sebab, setelah memutuskan untuk "hajar" dan "sikat" soal peluang ini, dan usaha itu jalan, sangat perlu pengetahuan, kehati-hatian, perhitungan, dan hal-hal lain untuk mengembangkan dan mempertahankan. Jika tidak, siap-siap saja untuk mengelus dada dan mempertebal sabar serta memperkuat kepala. Karena kerugian dan kebangkrutan bisa menimpa kapanpun. 

Tapi, intinya, jika ada peluang, lebih baik diambil. Soal bagaimana menjalankan, mengembangkan, dan mempertahankan, itu dilakukan setelah peluang tersebut dieksekusi. 

Ya, sejak malam pertama ngirim kelapa ke si Agus, dalam benak saya hanya ada bagaimana agar saya bisa dapat lebih banyak keuntungan. Salah satunya mesti memperbanyak pasar. "Permalam saya bisa dapat untung 500-700 ribu hanya dengan kelapa satu mobil bak. Gimana kalau satu truk, dua truk, permalam. Berarti saya mesti banyakin pasar," pikir saya waktu itu. 

Pikiran macam ini, seperti pisau: bisa membantu dan berguna, pun melukai bahkan membunuh. Bisa membantu dan berguna, jika pikiran ini diiringi dengan sikap bijak, tenang, perhitungan dan perencanaan yang matang, tidak ambisius, dan penuh kehati-hatian. 

Sebaliknya, justeru pikiran itu bisa menjerumuskan jika hanya diiringi nafsu dan keinginan belaka. Soalnya, banyak hal tidak terduga yang bisa terjadi kapan saja. Misalnya: penolakan oleh orang-orang yang saya tawari, biasanya, mereka akan bilang, udah punya langganan atau harganya gak masuk. Malah pernah saya diusir saat baru tiba di depan warung yang mau saya tawari kelapa tua, padahal mesin motor belum saya matikan dan saya belum ngomong apa-apa ke pemilik warung. 

Ditambah perputaran uang yang macet, karena konsumen tak membayar, alias pakai sistem mati satu bon. Termasuk kelapa tua yang busuk. Dan resiko-resiko lainnya. Ya, segala resiko ini yang mesti diperhitungkan. 

Meskipun mengalami kehancuran sehancur-hancurnya, empat tahun lebih usaha di jual beli kelapa tua memberi saya pelajaran sangat berharga. Dan itu menjadi modal utama saya saat ini. 

....

Beberapa tahun kemudian, saya kembali mendapat peluang kembali. Sepertinya Tuhan memang Maha Bercanda. Tentu saja Canda-Nya penuh cinta. Ya, Tuhan memang menyiapkan jalan untuk siapapun yang punya mimpi. Termasuk saya dan Anda. Tapi lewat hal yang seringkali tak terduga.

Saya jadi teringat sebuah buku yang membahas tentang "Law Of Attraction". Ketika punya mimpi: simpan, upayakan, doakan, dan biarkan semesta yang mengarahkan. 

Ya, beberapa tahun kemudian saya terlibat sebuah program pemberdayaan masyarakat. Program itu dari bank Permata Syariah. Program bantuan untuk pembangunan sarana pendidikan di desa Cibeuteng Muara, Ciseeng. Kebanyakan, program bantuan seperti ini akan usai begitu saja, setelah proyek selesai. 

Nah, karena memang waktu itu saya yang mendapat amanah untuk menyalurkan dana bantuan ini, saya pun terlibat langsung. Ini membuat saya banyak berinteraksi dengan masyarakat di sana. Singkat cerita, dari interkasi itu, muncul ide untuk pemberdayaan masyarakat lewat usaha bersama.

Setelah "mapping" dan riset soal sumber daya yang bisa dijadikan unit usaha, terpilihlah pisang. Pisang yang kemudian diolah menjadi keripik pisang. Ibu-ibu di desa itu yang produksi. Awalnya belasan orang yang ikut pelatihan membuat keripik pisang, akhirnya hanya bertahan empat orang. Sementara saya bantu di pemasaran. Karena merasa tak sanggup sendirian, akhirnya saya mengajak beberapa teman. 

Dua tahun berjalan, saya putuskan untuk melepas usaha bersama keripik pisang tersebut. Itu setelah saya anggap ibu-ibu sudah bisa mandiri dalam produksi, pemasaran, dan manajemen keuangan. 

.....

Semua itu pembelajaran yang sangat bernilai. Hingga belakangan, saya kembali mendapat peluang usaha. Saat itu dalam benak saya adalah: bagaimana agar orang lain mendapat manfaat dari usaha yang saya jalankan. Dan saya sangat meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Bercanda masih memberikan cinta-Nya lewat apapun untuk saya, termasuk lewat Law Of Attraction.

Saat ini, dibantu sahabat saya,bFadlan dan Enyoy, usaha sosial itu telah lahir. Lalu diberi nama: Alinco.

...

Alinco bergerak di dunia pakaian. Kenapa memilih dunia ini? Insyaallah akan saya ceritakan besok.

Sawangan Baru, 11122021

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan ++ tentang ++ ( melihat: Nazhoro, Ro-a, dan Bashoro)

Pemahaman "Lughotan" dan "Ishthilahan".

Membaca Sastra, Membaca Diri: mengenal Ilahi (bag-9)