Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Melihat Masalah Seperti Ruang Ujian. (Keajaiban Masalah)

Guru saya cerita tentang masalah lebih ke dalam lagi. Beliau bilang, masalah itu akar katanya سَأَلَ - يَسْأَلُ yang artinya bertanya, menanyakan, meminta, mengajukan permintaan, dan memohon. Mashdarnya atau bentuk aslinya suaalun, sedehananya artinya bisa pertanyaan, persoalan, permintaan, bahkan permohonan. "Kembali ke kamu, mau melihat masalah sebagai apa? Apakah sebagai permintaan, persoalan, pertanyaan, atau permohonan?" Terang beliau yang kemudian menjelaskan hal-hal dasar terkait masalah. Kalau masalah saya lihat sebagai bentuk pertanyaan atau persoalan, maka setidaknya pertanyaan ada tiga. Pertama, pertanyaan yang diajukan (seseorang) kepada kita karena ketidaktahuan dan ingin mencari tahu jawabnya. Kedua, pertanyaan yang diajukan (seseorang) kepada kita karena untuk menguji dan ingin tahu seberapa jauh pengetahuan kita. Ketiga, pertanyaan yang diajukan tapi tidak untuk dijawab dan tidak perlu jawaban karena sekadar konfirmasi saja. Kalau masalah saya anggap sebagai p...

Menyelesaikan Masalah dengan Melihat Sumbernya (Keajaiban Masalah)

"Nah, sekarang kamu lihat ke masalahmu. Lihat apa penyebabnya," pinta guru saya. Karena sebelumnya saya sudah disuruh untuk menuliskan semuanya dan beliau juga pernah menyuruh hal yang sama, maka saya langsung bilang bahwa semua itu karena perbuatan orang lain. Karena si A, si B, si C, D, G, H, I, dan seterusnya. "tapi ada juga yang karena kesalahan saya," terang saya.  Lagi-lagi beliau hanya senyum. Kemudian meminta saya untuk melihat kembali penyebab yang sebenarnya kenapa semua itu terjadi. Karena beliau nyuruh, saya pun melakukannya lagi. Saya lihat lagi semua yang saya anggap masalah. Saya telusuri satu persatu, kali ini tidak terburu-buru. Misalnya hutang saya yang sekian puluh juta. Ini karena saya tertipu oleh orang lain. Kemudian, hutang yang lain, pun karena awalnya saya niat bantu orang lain, tapi ternyata saya salah. Dan masalah-masalah keuangan yang lain, pun itu tidak murni kesalahan saya, ada campur tangan orang lain di sana. Kemudian yang saya lihat ...

Rahmat dan Hidayah Allah, dan Nikmat Sehat. (Keajaiban Masalah)

Senin, jam 3 pagi, keadaan saya masih biasa, normal, dan sehat-sehat saja. Saya masih bisa baca, dan tulis apapun yang mau saya tulis. Hingga datang waktu subuh. Badan saya menggigil, sangat menggigil ketika wudhu. Hingga dengan amat terpaksa saya sholat dengan duduk. Usai sholat, gigil makin jadi. Ditambah, kepala keliyengan tak terkira. Saya mayakini ini gejala tipes. Seperti yang pernah saya alami. Dan benarlah, sejak senin pagi itu, badan, fisik, dan diri ini sudah tak mampu melakukan apapun selain rebahan, tidur, dan menahan segala sakit yang ada di badan. Hingga sore, panas dingin tak kunjung reda. Badan terasa kaku. Perut mual. Kepala keliyengan. Saya putuskan untuk ke dokter. Dan benar saja, diagnosa dokter saya mengalami gejala tipes. Saya mesti istirahat total minimal tiga hari. Benar-benar istirahat total. Dan sepertinya di salah satu obat yang dikasih terkadung obat tidur. Pasalnya setiap minum obat, setelah itu, bawaan saya begitu ngantuk.  Tiga hari fisik dan badan sa...

Menghadapi Masalah dengan Ilmu. (Keajaiban Masalah).

Guru saya bertanya: "menurutmu, apa yang harus dilakukan orang pertama kali ketika ingin mengubah hidupnya setelah mendasari hidupnya dengan iman?" Saya kemudian teringat broadcast di WA tentang sholat. Ya, isi broadcast itu bicara tentang siapapun yang ingin mengubah hidupnya, ingin memperbaiki hidupnya, maka yang mesti dilakukan pertama kali adalah memperbaiki sholatnya. Hal ini pun saya ungkapkan ke Guru sebagai jawaban dari pertanyaannya.  Guru saya lagi-lagi hanya senyum. Beliau tidak menimpali jawaban saya dengan bilang tepat atau tidak. Beliau malah menimpali dengan cerita tentang kapan seorang muslim atau muslimah dikenai dan terikat hukum syariat agama. Ya, saat seseorang mulai, sampai, dan tiba di usia "akil baligh". Biasanya itu ditandai dengan keluarnya sperma bagi laki-laki dan haid bagi perempuan. Siapapun yang belum punya tanda itu, bisa dibilang belum Akil baligh. Dan bisa dibilang tidak terikat dengan "catatan" dosa walau melakukan kesalah...

Menghadapi Masalah Ala Nabi Musa

Guru saya lalu cerita tentang nabi Musa dan jamaahnya yang dikejar Fir'aun dan pasukannya. Nabi Musa dan jamaah terpojok. Di depan mereka adalah lautan. Sementara di belakang mereka Fir'aun dan pasukannya. Tidak ada jalan lagi. Mentok. "Maju kena, mundur kena," ucap guru saya. "Kamu gitu juga kan? Kalau ada masalah, apalagi masalahnya terlihat besar dan terasa berat. Sepertinya tidak ada jalan keluar. Sana sini mentok. Gitu kan? Tanya Guru saya. Lagi-lagi saya hanya diam.  Ya, saat beliau bertanya seperti itu, saya hanya membayangkan sikap pasrah karena tidak tahu mesti gimana lagi. Tidak tau mau kemana lagi. Bahkan mungkin: " terserah dah, gue mau diapain. Dipenjara. Ditonjokin. Bahkan dibunuh sekalipun, gue udah pasrah" atau "apa gue jual ginjal aja ya kayak orang-orang yang di berita ", atau " hidup gue kok kayaknya susah dan gak berguna banget ya, apa sekalian aja gue akhirin hidup gue ", akan terbersit di pikiran saya.  "T...

Menghadapi Masalah Ala Bunda Siti Hajar dan Nabi Ismail (Keajaiban Masalah)

Guru saya mengingatkan cerita tentang Siti Hajar dan Nabi Ismail bayi saat ditinggal Nabi Ibrahim. "Bisa dibayangkan gimana keadaan Siti Hajar? Seorang perempuan. Ditinggal suami (walau sementara) di padang tandus. Membawa bayi?" Ucap guru saya. Saya hanya mendengarkan lalu coba membayangkan. Beliau lalu melanjutkan cerita, bekal makanan yang dibawa Siti Hajar, habis. Nabi Ismail yang masih bayi terus merengek, nangis karena kelaparan. Asi Bunda Siti Hajar tak lagi bisa keluar, karena beliau pun belum makan.  Perempuan manapun, bisa dipastikan akan panik. Mungkin sedih. Atau mungkin, kalau di zaman sekarang, akan curhat di medsos. Atau mungkin, malah mengutuk dan mencaci sang suami. Dan bisa saja, ia pergi dari suaminya.  Tapi, Bunda Siti Hajar, tidak begitu. Ia mendasari hidupnya dengan keimanan. Dan sangat meyakini bahwa semua yang terjadi pada dirinya atas kehendak Allah. Lalu apakah Siti Hajar diam saja ketika mendapati kesulitan dan masalah dengan dalih beriman dan meyak...

Menghadapi Masalah Ala Nabi Yunus (Keajaiban Masalah)

Setelah saya tulis semua hal yang saya anggap masalah. Kemudian saya melihat sebab-sebab kenapa semua itu bisa terjadi, seperti perintah guru. Belum selesai saya melakukannya, Guru saya malah cerita banyak hal.  Cerita pertama adalah tentang kitab Misykatul Anwar yang ditulis oleh Hujjatu al-Islam, Imam Al-Ghozali.  Kitab tersebut terbagi menjadi tiga bagian. Di akhir bagian pertama, Al-Ghazali bercerita tentang makna yang sesungguhnya dari ungkapan "Allah bersama segala sesuatu". "Kamu pernah denger orang-orang bilang, Allah bersama kita. Tenang aja, Ada Allah. Gak usah takut dan gak usah sedih, Allah bersama kita. Dan kalimat-kalimat lain yang serupa?" Tanya Guru saya. Tanpa menunggu jawaban dari saya, beliau langsung melanjutkan cerita bahwa Allah bersama kita itu, bukan berarti Allah ada dimana-mana secara lahir. Bukan berarti Allah banyak. Bukan berarti Allah bertempat. Bukan.  Allah bersama kita itu di antara makna yang diungkap Al-Ghazali, adalah "Allah ...

Lihat, identifikasi, dan Cari Tahu Penyebab Semua Hal yang Dianggap Masalah, Kenapa Terjadi. (Keajaiban Masalah)

Setelaah pulang dari rumah guru, biasanya Kulub akan ngajak ngobrol santai di suatu tempat. Tapi, tidak malam itu. Kulub pun pamit pulang dan hanya bilang agar saya mengerjakan yang dipinta guru.  Padahal baru jam delapan lewat beberapa menit. Dan, sungguh, saya butuh Kulub, setidaknya sahabat yang satu ini bisa kaasih support dan menguatkan saya. Tapi, sepertinya Kulub memang ingin saya menuliskan semua hal yang saya anggap masalah seperti yang dipinta guru. Jam sembilan lewat beberapa menit, saya tiba di rumah. Tak ada yang berubah. Bangku dan meja bambu masih saja diam di serambi. Lantai dengan keramik berwarna hijau tua. Dinding berwarna krem dihiasi garis oranye. Serta tumpukan kain perca dan plastik bekas pembungkus kain masih menumpuk di depan rumah bagian kiri.  Sebagian depan rumah ini memang seperti gudang. Ditambah, di bagian halaman depan pun ada beberapa karung berisi botol-botol berbahan plastik, kaleng, dan alumunium.  Siapapun yang melihat, akan berasumsi ...

Tulis Semua Hal yang Dianggap Masalah. (Keajaiban Masalah)

Setiap orang bisa dipastikan punya masalah. Apapun bentuknya, bagaimanapun kadarnya, semuanya pasti pernah atau bahkan sedang mengalami dan punya masalah. Pun dengan saya. Saya pun mengalami dan memilikinya.  Beruntungnya, saya punya sahabat bernama Kulub. Ketika tahu saya punya masalah, ia mengajak saya ke seseorang yang tidak boleh saya sebut di sini. Dan saya memberanikan diri untuk menuliskan dan menceritakan tentang "masalah" pun atas saran dan izin beliau.  Saya dan Kulub memanggilnya guru. Walau beliau tidak mau dipanggil dan disebut guru. Tapi untuk memudahkan, kami memanggilnya guru. Setelah saya dan Kulub menemui beliau, saya pun mulai mencurahkan semua unek-unek dan segala hal yang saya "anggap" masalah. Tidak ada yang saya tutup-tutupi. Semuanya saya ceritakan begitu detail kepada beliau. Setelah saya anggap selesai, respon pertama beliau adalah senyum. Ya, hanya senyum. Sekitar 7-10 detik beliau hanya senyum sambil melihat mata saya.  Setelah itu, belia...