Ucapan selamat natal
Setiap Desember, terlebih di tanggal-tanggal akhir. Saya sering dibuat heran. Tak jarang kening berkerut. Apalagi kalau melihat media sosial. Isinya itu loh. Tak sedikit yang ribut soal ucapan Selamat Natal. Tentu saja yang diucap oleh seorang muslim. Ini seperti acara tahunan. Debat tahunan.
Di satu sisi, ini seperti masalah yang dibesar-besarkan. Ucapan Selamat Natal sepertinya dianggap akan merusak akidah. Di sisi lain, terlebih mereka yang melarang, ini dianggap hal super duper serius seperti keharusan makan bagi orang yang lapar. Mungkin, ini mungkin loh ya, karena ucapan selamat natal ini terkait keimanan. Lebih jauh lagi soal akidah. Soal tauhid.
Memang ngeri dan riskan kalau melihat ucapan selamat natal ini masuk ke ranah keimanan, akidah, apalagi tauhid. Jadi sederhananya, bagi saya, kalau seseorang merasa akan rusak akidahnya dengan mengucap Selamat Natal, ya jangan diucapkan. Karena kemungkinan besar akidahnya akan rusak beneran.
Jangan kan mengucap Selamat Natal, lihat patung kuda, arca, atau bahkan pura, kalau seseorang merasa akidahnya rusak, ya akan rusak beneran. Lebih sederhananya, kalau seseorang merasa dan meyakini imannya akan rusak hanya dengan mengucap Selamat Natal, ya jangan diucapkan.
Tapi kalau melihat hal ini bagian dari keislaman, bagian dari hubungan sosial, hubungan persahabatan, hubungan pertemanan, dan hubungan kemanusian, ucapan Selamat Natal itu sepertinya hanya sebagai bentuk penghormatan saja. Dan sepertinya tidak terkait dengan mengakui Yesus sebagai Tuhan.
Kalau dari sudut pandang lain. Misalkan dengan mengucap selamat natal sama dengan mengakui Kelahiran Yesus. Ya, sederhana saja. Bagi saya sebatas mengakui itu. Mengakui kelahiran Yesus. Cukup di situ. Tidak sampai meyakini hal yang lain. Ini kalau saya dipaksa dan terpaksa mengakui kalau ucapan selamat natal itu sama dengan mengakui kelahiran Yesus.
Intinya sih, bagi saya, ucapan selamat natal hanya sebatas hormat menghormati dan harga memghargai saudara-saudara, teman-teman, dan orang-orang yang merayakan Natal, itu saja. Karena teman saya yang beragama Kristen tidak sedikit.
Nah, silakan saja, mau melihat ucapan selamat natal sebagai apa dan masuk ke ranah mana. Apakah keimanan, akidah, dan tauhid atau keislaman, hubungan antar manusia yang saling menghormati?
Oiya, yang mau menyodorkan dalil, ya silakan. Atau mau pakai pendapat para ulama, monggo. Mau ulama yang kontemporer atau klasik, sepertinya akan makin asik. Karena saya yakin akan ada banyak pendapat. Dari yang membolehkan hingga mengharamkan. Nah, kalau sudah banyak dalil dan pendapat para ulama seperti itu, izinkan saya untuk memilih sendiri ya. Oke.
Sawangan Baru
Komentar
Posting Komentar