Allahu A'lamu
(Catatan iseng tentang Ihya Ulumuddin bag-4) Syaikh Abdulkarim Amrullah, ayahandanya Buya Hamka, dalam kitab Sullamul Ushul mewanti-wanti agar hati-hati ketika membaca Ihya Ulumuddin karena banyak hadis lemah. Karenanya, Kiayi Ghazi Mubarok, wakil pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, mengingatkan agar menyertai kitab Al-Mughni 'An hamli Al-asfar fi al-Asfar fi Takhriji maa fi Al-Ihya min Al-Akhbar karya Al-Imam Al-Iraqi, ketika membaca kitab Ihya karya Imam Al-Ghazali yang lahir di Thusia pada 450 H. atau 1058 M ini. Kitab ini dianggap masyhur untuk memberi penilaian teehadap hadits-hadits yang terdapat di kitab Ihya. Sebelum melanjutkan membaca, mengaji, dan mengkaji kitab Ihya Ulumuddin yang ditulis Al-Ghazali di masjid Al-Umawi (di kota ini ada sudut yang hingga sekarang terkenal dengan nama "Al-Ghazaliyah"), pada 488 Hijriyah Ini, endilalah saya tertarik dengan cerita kehidupan sang pengarang dan bagaimana respons para ulama terhadap ka...