Pasar Itu Bernama Demokrasi
Jika masa-masa Pemilu tiba, maka muncullah pedagang-pedagang dadakan. Ibarat jamur di musim hujan. Ada yang bisa dimakan dan buat perut kenyang. Tak sedikit pula yang beracun. Kalau pun tidak mematikan, setidaknya mual, muntah, dan kejang-kejang bisa jadi pembuktian. Pedagang-pedagang ini, menjual hal yang sama: dirinya sendiri. Karena dagang terkait ekonomi, maka teori-teori ekonomi pun dipakai. Obral dengan diskon gede-gedean sering menjadi jurus sakti yang diandalkan. Terutama yang berkaitan dengan kebutuhan calon pembeli. Jika yang dibutuhkan pakaian, para pedagang akan memberikan pakaian. Mulai pakaian yang menutupi aurat, nyaman di badan, hingga yang membuat si pemakai tampak lebih menawan. Jika yang dibutukan rumah, para pedagang akan menawarkan material-material yang bisa digunakan. Jika yang dibutuhkan pangan, pedagang pun akan lihai menawarkan urusan-urusan perut. Tak ketinggalan kebutuhan rohani. Biasanya ini soal agama dan keyakinan. Para pedagang pun dengan sigap menyiapk...