Semua Karena Satu
Hari pertama di 2019.
Hari istimewa bagi Kulub. Sejak kemarin, sore dan senja terakhir di 2018, ia berada di dekat orang-orang yang begitu menyayangi dan mencintainya. Tidak hanya ibu, perempuan yang ia panggil dengan Umi. Kia dan keluarganya juga hadir dan merayakan pergantian tahun di Lembang, Bandung.
Ya, kehadiran orang-orang yang menyayangi dan mencintai sungguh sangat berarti. Ya, kebahagiaan akan selalu hadir dalam kebersamaan. Bersama-sama orang yang menyayangi dan mencintai. Sayang dan cinta yang berbentuk kehadiran, perhatian, dan kepedulian.
Ini bisa terlihat dari keceriaan yang begitu tampak di masing-masing wajah yang hadir di salah satu villa milik keluarga Kia. Tak terkecuali.
Kulub tak menyangka akan ikut serta dan menjadi bagian dari kebahagiaan itu. Lantaran ia dan Kia tak pernah merencanakan membuat acara di malam pergantian tahun. Rencana itu justeru datang dari kakaknya Kia. Ingin mengenal calon suami Kia, adalah alasan mereka.
....
Pagi, 31 Desember 2018, pukul 09.00 WIB.
Kak Noval, kakaknya Kia, beserta istri dan anaknya yang baru berumur 3 tahun datang ke rumah Kia di Pondok Labu. Mereka yang tinggal di Bekasi penasaran dengan kabar Kia akan dilamar.
Pukul 11.43 WIB.
Kia menegaskan berkali-kali, tidak punya rencana untuk merayakan tahun baru dengan Kulub. Namun, kakaknya mendesak ingin berkenalan dengan Kulub. Di sinilah muncul ide acara perayaan tahun baru bersama-sama.
Pukul 12.05 WIB
Kak Noval mengatakan ke mama dan bapaknya Kia untuk mengajak Kulub dan Uminya ikut ke Bandung. Lagi-lagi Kia menegaskan, Kulub bakalan tidak mau. Terlebih mesti mengajak Uminya.
Pukul 12.10 WIB
Tak disangka, mamanya Kia meminta nomor telepon Uminya Kulub. Tak lama, mamanya Kia dan Uminya Kulub terlibat dalam obrolan santai di telepon. Di sinilah akhirnya Kulub tahu, bahwa mamanya Kia mengajak mereka (Kulub dan uminya) untuk merayakan tahun baru di Bandung. Uminya Kulub menyerahkan sepenuhnya ke Kulub untuk ikut atau tidak.
Pukul 12.45 WIB
Kulub menelepon Kia. Kia pun menyerahkan ke Kulub. Kulub mengatakan sore, paling lambat jam empat akan mengabari keputusannya.
Pukul 12.46 WIB
Sebenarnya Kulub ingin langsung mengatakan akan ikut. Tapi ada beberapa hal yang mesti ia selesaikan.
Pukul 13.40
Dianggap selesai, tak perlu menunggu, Kulub menghubungi Kia, mengatakan bisa ikut serta.
Kulub dan Uminya menyiapkan beberapa potong pakaian ganti.
Pukul 15.33 WIB
Dua mobil datang ke rumah Kulub. Nenek, paman-paman, bibi-bibi, dan beberapa tetangga, yang posisinya berdekatan dengan rumah Kulub, bertanya-tanya: "siapa yang datang?"
Pukul 15.35. WIB
Orang tua Kia bertemu dengan Uminya Kulub.
Pukul 15.50 WIB
Mereka berangkat. Kulub, Kia, Uminya Kulub, mama dan bapaknya Kia, berada di satu mobil. Kakaknya Kia dan anaknya di mobil yang lain.
Meski padat, jalan cukup lancar. Mereka tiba di Bandung menjelang isya. Ternyata, di sana sudah di siapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk merayakan pergantian tahun oleh orang yang menjaga dan merawat villa milik keluarga Kia.
Pukul 20.05
Usai shalat isya. Tanpa disetting, semua kumpul di beranda rumah. Tidak disangka, orang tua Kia menanyakan lagi soal keseriusan Kulub untuk melamar dan menikahi Kia. Dengan mantap, setelah mengucap bismillah Kulub mengatakan iya serius.
Setelahnya, bisa ditebak. Orang tua Kia terlibat obrolan serius namun santai dengan Uminya Kulub tentang pernikahan. Dan tidak disangka Pula, malam itu, Kulub dan Kia bertunangan. Pasalnya, kakaknya Kia telah menyiapkan cincin dan gelang yang awalnya untuk hadiah ulang tahun Kia di pertengahan Januari.
Pasalnya melihat momentum, kakaknya Kia usul agar malam itu Kulub dan Kia bertunangan disaksikan orang tua masing-masing. Tanpa persiapan, Kulub memakaikan cincin dan gelang sebagai simbol pertunangan. Dan lagi-lagi kejutan terjadi. Malam itu, kedua keluarga langsung membicarakan tanggal dan hari pernikahan Kulub dan Kia. Dan kesepakatan pun terjadi. Tak butuh waktu lama. Yah, di sinilah pengalaman bicara. Pengalaman orang tua dan orang yang lebih tua.
Pukul 21.50 WIB
Acara pertunangan dan hal-hal terkait pernikahan rampung. Menyisakan beberapa hal buat Kia dan Kulub untuk diselesaikan, seperti undangan, dll.
Kulub, kia, Kak Noval beserta istri dan anaknya ke halaman. Udara lumayan dingin. Peralatan bakar-bakaran telah siap. Jagung, ikan gurame, dan ayam telah siap. Termasuk sambal, nasi, dan kudapan lain yang tak ketinggalan.
Umi dan orang tuanya Kia hanya duduk-duduk di beranda. Kulub tak tahu yang mereka bicarakan. Kulub duduk bersama Kia di bangku di pinggir kolam. Tak banyak yang dibicarakan. Mereka seperti larut dalam kebahagiaan. Tangan mereka saling menggenggam. Sesekali Kia merebahkan kepalanya ke bahu Kulub.
Tahun baru 2019. Pukul 00.00
Hari berganti. Tahun baru tiba. Kembang api menghiasi langit bandung. Kulub tak ketinggalan. Ia memegang kembang api, kia yang menyulutnya.
Mereka saling mengucap selamat tahun baru. Tak ketinggalan doa dan harap.
Pukul 00.20 WIB
Sepi. Orang tua Kia, kak Noval beserta istri dan anaknya, termasuk Uminya Kulub telah masuk ke kamar tidur masing-masing. Kulub dan Kia masih di pinggir kolam. Lagi-lagi tak banyak yang mereka bicarakan. Keduanya seperti asik dalam kejutan yang begitu membahagiakan. Tak lama lagi, mereka akan resmi menjadi suami istri.
Pukul 08.18 WIB
Mereka pergi ke tempat hiburan. Sungguh, sepanjang hari, meski harus bergulat dengan kemacetan, Kulub benar-benar merasakan nikmat yang dahsyat. Hingga ia pulang dan tiba di rumah.
Pukul 00.02 WIB
Kulub benar-benar bersyukur atas segala. Kehadiran Kia. Penerimaan keluarga Kia. Kejutan-kejutan di malam pergantian tahun. Termasuk rencana pernikahan mereka yang tidak lama lagi.
Semangat hidupnya bangkit dan tumbuh berkali-kali lipat. Semuanya berawal dari satu: Allah mempertemukan Kulub dan Kia di waktu yang tepat.
Sawangan Baru.
Komentar
Posting Komentar