Urusan Rumah tangga adalah urusan kesepakatan-kesepakatan.
Kulub begitu bersyukur menjadi suami Kia. Sangat bersyukur. Begitu bersyukur. Pendidikan Kia yang S2 dan kini tengah melanjutkan studi doktoral, membuat pikirannya tak kaku. Tentu ini berpengaruh pada sikapnya yang aduhai.
Bagaimanapun dan setinggi apapun pendidikan seorang perempuan ia tetap perempuan. Makhluk Tuhan yang butuh dimanja, disayangi, dicintai, dilindungi, ditemani, dikasihi, diprioritasi, dinomor-wahidkan, diperhatikan, disemangati, dan tak ketinggalan dijadikan istri.
Ia bukan pembantu rumah tangga. Karenanya Kulub menyikapi apapun dengan kesepakatan-kesepakatan. Dan sepertinya memang begitu: rumah tangga adalah urusan kesepakatan-kesepakatan. Karena memang sangat butuh penyesuaian pada kehidupan baru. Karena saling memahami, menasihati, memperbaiki, dan saling-saling lain pun sangat penting adanya.
Kesepakatan-kesepakatan dalam rumah tangga, ada yang tersirat. Tanpa perlu dibicarakan akan dilakukan dengan sendirinya oleh masing-masing. Misalnya, kia mencium tangan Kulub ketika Kulub hendak pergi, lalu saling mencium kening. Ketika Kulub datang, Kia menyambutnya dengan senyuman sambil membawa segelas air putih agak dingin dan segelas kopi. Kulub memempercayai urusan keuangan pada Kia. Dan lain-lain.
Namun, ada juga kesepakatan yang memang mesti dan wajib dibicarakan. Di sinilah pentingnya komunikasi. Bukan sekadar canda atau ngobrol santai di beranda rumah atau di kamar menjelang tidur. Di antara hal yang mesti dibicarakan adalah rencana ke depan. Akan membangun rumah dimana, perlu atau tidak merekrut orang untuk membantu segala pekerjaan rumah, dan lain-lain.
Untuk kali ini Kia dan Kulub masih bicara serius soal rencana pindah ke rumah baru yang mereka beli sebelum nikah. Mereka berdua sepakat, setelah nikah, tidak akan meminta sepeserpun uang ke orang tua. Edilalah, orang tua Kia malah ngasih kejutan. Mereka ngasih hadiah pernikahan berupa rumah yang letaknya tak jauh. Masih di Pondok Labu juga.
Kulub dan Kia kira, jika tidak bisa menempati rumah yang mereka beli berdua, mereka bisa tinggal di rumah hadiah orang tua Kia. Tak diduga, mamanya Kia masih ingin anak dan mantunya tinggal lebih lama di rumah mereka. Ini bisa difahami. Pasalnya, jika Kia dan Kulub pindah, mereka hanya tinggal berdua.
Kulub dan Kia mendiskusikan hal ini dengan setengah serius. Dan kesepakatan yang diambil: pertama, kedua rumah yang ada akan dikontrakan atau dijadikan tempat usaha. Kedua, mereka akan tinggal, entah sampai kapan, di rumah orang tua Kia. Bagi Kulub ini bukan soal besar. Tinggal di manapun, tak soal, asal berdua dengan Kia. Dan yang terpenting, mama dan papanya Kia tidak "mencampuri" urusan rumah tangga Kulub dan Kia. Alhamdulillahnya, sampai detik ini, Kulub tak pernah merasa demikian.
Malah, Kulub mendapat banyak pelajaran dari mertuanya bagaimana membangun bisnis dan lembaga pendidikan. Dua hal ini, memang dalam tahap perencanaan oleh Kulub dan Kia. Ya, ke depan, mereka ingin membangun keduanya. Untuk saat ini, Kulub dan Kia masih ingin menikmati romantis dan indahnya pernikahan. Terlebih usia mereka yang sudah di atas rata-rata. Kulub berusia 33 tahun dan Kia 29 tahun.
Pondok Labu
Komentar
Posting Komentar