Mengenal diri agar Mengetahui Allah lewat Sastera dan Kesusasteraan (bag. 4)

Bait dalam Puisi

"Tiada jelita yang setara dengan kalam berirama
Rahasia kecantikannya tersimpan dalam dirinya sendiri
Menahannya susah dab penawar hati sukar
Terutama bika sedang mengejar kalbu manusia.
Dipakainya busana indah dari irama,
Dan menyulam tepinya dengan rima.
Dia hiasi kakinya dengan gelang radif,
Ditambahnya kecantikan dahinya dengan tahi lalat khayali.
Dengan tasybih membikin wajahnya berseri-seri bagai rembukan,.l
Merampas akal beratus orang yang sesat jalan
Dengan tajnis menyisir rambutnya dalam dua bagian yang sama,
Menganyamnya dalam dua kepang yang tepat sama.
Dengan tarse' membuat bibirnya bertabur mutiara,
Dan ikal kecil kasturi bagai anting mutiaranya.
Dengan iham menjadikan matanya bermain,
Mata itu mengacau sekalian orang yang dikaruniai khayali.
Menutup kepala dengan ikak mayang majaz,
Dan dengan tirai membikin hakikat lebih dekat"

.....

Dari segi bentuk dan isi, puisi Arab diperankan oleh "bait". Bait yang bisa berarti rumah. Rumah atau bait yang dimaksud adalah susunan kata-kata atau kalimat yang menyatukan bunyi (lafz) yang disuarakan. Termasuk arti (ma'na) yang tersirat.

Bait, dalam tradisi sufi pun diumpamakan sebagai manusia secara antropomorfis. Lafz diartikan sebagai tubuh. Ma'na diartikan sebagai jiwa. Pun diumpamakan secara antropoid. Lafz diartikan sebagai pakaian dan perhiasan. Ma'na diartikan sebagai gadis jelita.

Ibn Tabataba pada abad X mengatakan: "kalam (kata) yang tidak bermakna bagai tubuh yang tidak berjiwa. Kalam memiliki tubuh dan jiwa, tubuhnya adalah bunyi dan jiwanya adalah makna. Lafz dan ma'na seperti perhiasan untuk si gadis jelita."

Penyair Parsi, Abdurahman Jami menggambarkan Al-Quran sebagai gadis jelita yang kemudian dituang dalam bentuk puisi yang sebagiannya menjadi pembuka tulisan ini.

Bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan ++ tentang ++ ( melihat: Nazhoro, Ro-a, dan Bashoro)

Pemahaman "Lughotan" dan "Ishthilahan".

Membaca Sastra, Membaca Diri: mengenal Ilahi (bag-9)