Betawi "Ora" dan Betawi "Be-Go"
Salah satu yang membedakan Betawi Sawangan dengan yang lain adalah ungkapan bahasa sehari-harinya. Ada tiga kata yang menunjukkan hal ini, Yaitu: "ora", "be", dan "go". Dan karena ini pula, Betawi Sawangan sering dikenal dengan "Betawi Ora", "Betawi be", dan "Betawi go".
Selain itu dua kata; "be" dan "go" sering dipelesetkan menjadi "be-go". Tentu saja ini bukan intimidatif dan diskriminatif. Ini merujuk ke kata "be" dan "go". Justeru, di sinilah salah satu ciri Betawi: "asal gobleg".
Orang Betawi dalam bicara seringkali terkesan ceplas ceplos. Namun, dibalik ceplas-ceplosnya, justeru tersimpan sebuah kebijaksanaan. Yaitu terletak pada pertimbangan apakah kata-kata yang diucapkan dengan "asal gobleg" itu akan melukai dan menyakiti orang lain atau tidak.
Terkait kata "ora", kata ini sama dengan tidak atau enggak. Misalnya; "et dah, ora bawa duit guah", untuk menunjukkan tidak bawa duit. Selain itu kata ini pun dipakai untuk tanya dan jawab. Misalnya; "eh lu bawa duit, ora?" tanya seseorang. Lalu dijawab: "ora" oleh yang lain.
Selanjutnya kata "be". Kata ini digunakan di akhir kalimat. Biasanya digunakan untuk penekanan. Misalnya; "kita pilih yang onoh, be". Ya, selain penekanan kata "be" sama dengan kata "saja" dalam bahasa indonesia.
Kata berikutnya adalah "go". Ini tak ada kaitannya dengan bahasa inggris. Ini bahasa ungkapan Betawi Sawangan. Kata ini sama dengan "juga" dalam bahasa Indonesia. Misalnya; seseorang yang bilang: "apanan gue bilang, emang lagi musim kawin". Lalu ditimpali dengan "emang, go" oleh yang lain.
Selain itu kata ini juga untuk menyatakan penegasan atau sesuatu yang disetujui. Misalnya, ada seseorang yang menyatakan: "yang enak waya gini nih, ngopi." lalu ditimpali oleh yang lain dengan: "emang, go".
Ketiga kata itu diucapkan dengan intonasi yang berbeda. Kata "ora" dan "go" sering diucapkan dengan intonasi yang pendek dan tegas. Sementara kata "be"/diucapkan dengan sedikit lebih panjang. Terutama di suara "e"-nya.
Intonasi suara berpengaruh pada maksud dan arti dari kata yang diucapkan. Termasuk dalam Betawi Sawangan. Misalnya kata "be" yang diucapkan dengan intonasi pendek dan cepat. Ini menyatakan ketegasan yang benar-benar tegas. Sementara jika diucapkan dengan lebih panjang, berarti kesetujuan yang masih bisa didiskusikan.
Allahu a'lamu bisshowab
Pondok Labu
Komentar
Posting Komentar